Bab Duapuluh

Perangkat, Kekuatan dan Tipuan Oleh Bawah-Sadar Untuk Menjauhkan Kita Dari Otak Kita

Cara-cara pertahanan yang akan kita bahas adalah:

1. Perangkat ‘Tak Kelihatan dan Tak Mengetahui’

2. Perangkat ‘Menyesatkan Perhatian Ke Hal Lain’

3. Perangkat ‘Lupa’

4. Perangkat ‘Tidak Mau’

5. Perangkat ‘Tak Diperbolehkan dan Masalah Ketidaksetiaan’

6. Perangkat ‘Godaan-Godaan Lainnya’:

(a)    Godaan ‘Pikiran-Pikiran Indah Yang Menyenangkan’

(b)   Godaan ‘Pertanyaan-Pertanyaan Intelektual Yang Indah dan Kebutuhan untuk Mengetahui’

(c)    Godaan ‘Kenikmatan Nafsu-Nafsu’

(d)   Godaan ‘Kesenangan dan Keamanan dari Nikmat-yang-Menyakitkan’

(e)    Godaan ‘Keamanan dari Keyakinan-Keyakinan yang Keliru’

7. Perangkat ‘Bingung’

8. Perangkat ‘Bodoh’

9. Perangkat ‘Penghindaran Keyakinan-Diri yang Negatif’

10. Perangkat ‘Perubahan Bentuk dan Pemindahan Gejala’

11. Perangkat ‘Teror Tingkat Tinggi’

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

1. Perangkat ‘Tak Kelihatan dan Tak Mengetahui’

Bagian bawah-sadar dari otak kita senantiasa mengarahkan/memimpin pikiran, perasaan dan perilaku kita. Bawah-sadar itu sama sekali tidak mau kita mengetahui fakta ini. Bawah-sadar itu bekerja secara tak kelihatan dan dia berhasil. Kita hampir tak pernah melihatnya dalam aksinya. Bawah-sadar itu memaksa dengan kekuatan bagai bulldozer dan mendesak kita keluar. (Ini sulit dipercaya; umumnya orang menyangkal fakta ini.-Penerjemah)

Dalam dunia yang nyata, seorang perempuan meninggalkan suatu pesta lebih awal. Secara sadar dia merasa penyebab kepulangannya itu adalah karena dia kelelahan oleh kedangkalan percakapan-percakapan sekelilingnya di pesta itu.

Penyebab yang sebenarnya adalah karena di dalam dirinya telah muncul sesuatu rasa negatif yang dipicu oleh kata-kata otoriter yang diucapkan oleh seorang laki-laki yang duduk di dekatnya. Rasa negatif yang tidak enak itu sesungguhnya pemicunya ayah perempuan itu. Dia tidak mengetahuinya. Koneksi yang tak disadari dan tenaga yang membuat dia keluar dari ruangan itu sama sekali tak terlihat. Tanpa tahu bahwa sebenarnya dia telah melarikan diri, atau sebenarnya dia lari dari apa, dia tetap saja melarikan diri.

PERANGKAT ‘TAK KELIHATAN DAN TAK MENGETAHUI’ telah menghambat pertumbuhannya, walaupun dari segi lain, perangkat ini menyelamatkannya.

Selanjutnya kita akan melihat bahwa perangkat ‘TAK KELIHATAN DAN TAK MENGETAHUI’ melilit dan menelikung semua gejala mental yang akan kita pelajari, dari tingkatan benak yang terdangkal sampai yang terdalam.

- Saya tak tahu mengapa saya jengkel dan mengeluh saja selama ini.

Sebenarnya hidup saya tidak jelek, baik-baik saja. Ibu si Bob (suami?) sedang tinggal bersama kami. Dia kadang membuat saya marah, tapi karena dia berusaha sebaik-baiknya, saya tidak dapat mengatakan itu kepadanya. 

- Anda tidak tahu mengapa Anda merasa jengkel?

- Bukan begitu. Saya hanya mau agar dia tidak berusaha sedemikian kerasnya. Beliau sampai kini sudah dua bulan bersama kami. Sungguh, saya suka padanya. Dia baik. ( dalam budaya pasien, mertua tinggal dua bulan di keluarganya adalah sangat lama; -penerjemah)

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

2. Perangkat ‘Menyesatkan Perhatian Ke Hal Lain’

Bawah-sadar menguasai kita hanya jika dia berhasil membuat kita memeriksa hal-hal yang keliru. Menaruh perhatian pada hal-hal yang keliru sebagai penyebab dari rasa-sakit dan perilaku kita adalah keulungan ras manusia.

Perempuan yang meninggalkan pesta lebih awal itu, keesokan harinya akan bercerita pada teman-temannya, bahwa dia telah menjadi matang. Dia akan membual bahwa tingkatannya sudah di atas percakapan pesta yang dangkal. Perhatiannya telah disesatkan oleh bawah-sadarnya, dia telah meninggalkan sungai “mengetahui” dan menyelidiki pohon-pohon di tepi sungai itu.

Seorang laki-laki pasien saya, menjelajahi rasa penolakannya terhadap seorang rekan bisnisnya yang homoseksual. Dia bicara panjang lebar tentang AIDS dan penyakit kelamin lainnya. Dia telah menjadi ahli dalan bidang ini. Dia melaksanakan kegiatan sosial di rukun tetangganya satu malam seminggu, dia berceramah kepada pemuda-pemudi tentang pencegahan penyakit seksual. Yang tidak bisa dilihatnya adalah keinginannya untuk menjamah zakar (penis) kakak lelakinya. Kakaknya itu sering memperlihatkan zakarnya kepada sang adik sebagai tanda kejantanan. Perhatiannya di masa kini disesatkan kepada perlawanan terhadap kaum homoseksual laki-laki. Dan perhatiannya itu mendapatkan persetujuan sosial karena mengajarkan pencegahan penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual.

Kesadarannya telah disalah-arahkan. Dia akan mengejar tujuan-tujuan yang palsu sepanjang hidupnya kecuali jika dia menemukan dan mengalami kaitan-kaitannya yang asli. Minat dan kegiatannya di bidang pendidikan seks telah “melindunginya” dari memori-memori dan kecenderungan-kecenderungannya yang lebih awal.

PERANGKAT ‘MENYESATKAN PERHATIAN KE HAL LAIN’ dan PERANGKAT ‘TAK KELIHATAN DAN TAK MENGETAHUI’ selalu berjalan berdekatan.

Pertahanan-pertahanan muncul dengan kombinasi beraneka ragam dan beraneka intensitas. Kita bisa sangat, sangat buta terhadap suatu hal, dan ditengah kebutaan itu kita dapat mengejar tujuan-tujuan yang keliru dengan tenaga yang luar biasa besarnya.

- Sialan bos itu. Saya benci sekali padanya. Sebetulnya saya benci semua yang pernah jadi bos saya.

Nanti dalam buku ini kita akan menemukan cara-cara kita sendiri untuk membuat pertahanan-pertahanan itu menjadi kelihatan. Dan kita akan memecahkan pertahanan-pertahanan itu secara tuntas. Untuk sementara kita harus mempelajari mereka satu demi satu sehingga pada saat kita bergumul dengan mereka, kita merasa terbiasa dengan mereka.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

3. Perangkat ‘Lupa’

Seorang ibu, pasien, berteriak-teriak tak terkontrol pada bayinya yang berusia dua tahun yang membuang bubur ke meja dapur. Pasien ini lupa apa yang telah dipelajarinya. Teriakannya sedang menyembunyikan perasaan hatinya. Dia lupa, bahwa seandainya dia berbaring terlentang di tempat tidurnya dan merasakan kemarahannya sebagaimana yang kita ajarkan kepadanya, kemarahan itu akan menguap tanpa merusak bayinya.

Seorang laki-laki sedang belajar untuk mengingat-ingat kembali mimpi-mimpinya. Dia diinstruksikan agar memerintahkan dirinya sebelum tidur bahwa dia ingin bermimpi. Dia disuruh meletakkan pensil, kertas dan senter kecil di meja malamnya. Setiap kali terjaga dari tidur di tengah malam atau pagi harinya, dia harus segera mengingat-ingat kembali dan menuliskan semua potongan-potongan mimpinya yang teringat olehnya.

Minggu pertama dia lupa melaksanakan petunjuk-petunjuk itu. Minggu kedua dia berhasil mengingatkan dirinya agar mengingat-ingat mimpinya tapi lupa pensil dan kertas. Minggu ketiga dia yakin betul-betul akan bisa mengingat suatu mimpinya yang sangat jelas dan mengesankan sehingga dia tidak menuliskannya. Kemudian dia lupa mimpi itu. Minggu ke empat dia melaksanakan semuanya tapi meninggalkan catatan mimpi itu di rumah. Minggu ke lima dia ingat untuk membawa catatan itu, lalu dia lupa untuk turun di perhentian bis tempat saya. Dalam semua itu dia bersikukuh bahwa kelupaannya itu hanya suatu kebetulan saja.

Sebenarnya dia berada dalam keadaan PERANGKAT ‘LUPA’ yang sangat mendalam. Lupa adalah perangkat bawah-sadar untuk mencegah penembusan jati-diri.

- Apakah minggu ini Anda terlentang dan bergumul dengan diri Anda  sendiri?

- Yah, Anda tahu sendirilah. Kerjaan bertumpuk, tahu-tahu sudah seminggu berlalu. Tapi saya marah, Jean dan saya bertengkar terus.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

4. Perangkat ‘Tidak Mau’

Seorang perempuan masuk kantor saya. Dalam sesi-sesi terdahulu, untuk pertama kalinya dia membuat terobosan regresip. Dia mengatakan bahwa sepanjang minggu dia menangis. Dia tak mau mengeluarkan air mata lagi. Dia tak mau masuk kantor dengan mata bengkak semua.

- Apa yang ingin Anda laksanakan hari ini?

- Saya tidak tahu. Saya hanya tidak mau merasa rasa-sakit lagi sekarang ini.

- Apakah Anda mau pulang lebih awal minggu ini dan coba lagi minggu yang akan datang?

Kemudian dia menjawab,

- Ah tidak, Saya mau disini. Saya hanya tidak mau rasa-sakit lagi minggu ini.

***

Seorang laki-laki berbaring terlentang dalam ruang gelap, dia menangis. Dia ingat kematian kawan bermainnya sewaktu dia berusia enam tahun.

- Saya tak mau merasakan ini.

- Rasanya sakit sekali?

- Ya...salah saya.

- Anda membunuhnya?

- Tidak, tapi entah bagaimana saya selalu merasa bahwa saya membunuhnya.

- Apakah Anda mau coba untuk tinggal dalam perasaan itu, bahwa Anda membunuhnya?.

- Saya tidak mau.

- Anda tidak mau?

- Tidak, ada sesuatu yang buruk didalamnya.

- Anda mau apa?

- Saya kira lebih baik saya coba.

- Letakan diri Anda ditengah-tengah perasaan yang sangat tua itu, pada usia enam tahun, Anda melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kematian kawan gadis kecil Anda.

- (pasien mulai menangis) Kami biasanya bertelanjang bulat terus dan saling memandang dan meraba. Dan ini menyebabkan dia mati. Saya selalu merasa bahwa melaksanakan hal-hal buruk ini mengakibatkan kematiannya.

- Anda betul-betul tidak mau merasakan ini, bukan?

- Tidak.

***

- Silahkan memfokuskan diri Anda dalam perasaan itu.

- Saya tidak bisa.

- Saya rasa bisa. Bayangkan diri Anda memasuki lift untuk turun menuju mobil Anda.

- Maaf, Saya tak mau.

- Untuk bebas dari ini, Anda harus mengalami ulang serangan perkosaan itu.

- Saya memang mengalaminya kembali; Saya selalu mimpi tentangnya.

- Jika Anda mengalaminya kembali dalam keadaan terbangun dan dalam terapi dengan saya, dia tidak harus datang dalam mimpi kepada Anda.

- Pokoknya saya belum mau melaksanakannya.

- Apakah ada hal lain yng mau Anda laksanakan hari ini?

- Ya ada, saya mau bicara tentang ibu saya.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

5. Perangkat ‘Tak Diperbolehkan’

Ini adalah satu sisi dari oposisi ganas yang sudah kita bicarakan terdahulu tentang perasaan-perasaan yang berpasang-pasangan.

- Ada sesuatu tentang ibu Anda yang pokoknya tidak mau Anda bicarakan.

- Ya benar.

- Apakah sulit bagi Anda bicara tentang dia?

- Ya

- Apa perasaan Anda tentang itu?

- Ya, pokoknya saya tidak mau bicara tentang ibu.

- Silahkan berendam dalam rasa tidak-mau itu.

- Saya kira bukannya saya tidak mau. Saya diandaikan tidak berbuat begitu. Saya tidak boleh membicarakan tentang semua hal buruk yang dilaksanakannya.

Sesudah lama diam dia mengancing jari-jemarinya dengan kuat:

- Ibu punya kekasih... Saya tahu, seharusnya saya tidak mengatakan ini.

- Anda membawa rahasia ini selama bertahun-tahun ini?

- Ya.

- Coba Anda masuki perasaan tentang larangan untuk membicarakannya itu. Berbaringlah dalam gadis kecil itu yang tidak bisa mengatakannya. Jangan mengatakan apa-apa kepada saya selama paling sedikit satu menit.

- Saya...

- Tidak, jangan bicara. Berbaringlah dalam rasa seorang gadis kecil yang mempunyai rahasia mengerikan.

- Ayah akan membunuhnya. Ayah bisa ngamuk tak terkendali dan dia punya senjata api di “basemen”.

- Jadi dengan menyimpan rahasianya, Anda membiarkan ibu Anda hidup.

- Saya kira demikan.

- Bagaimana rasanya itu?

- Saya selalu mati ketakutan.

Dalam PERTAHANAN TAK DIPERBOLEHKAN terletak MASALAH KETIDAKSETIAAN yang halus dan sangat kuat.

Berulangkali terjadi pasien-pasien menghentikan perjalanan terapi regresip mereka karena merasa menjadi tidak sedia jika membicarakan hal-hal buruk tentang orang-orang penting di masa lalu dan kini yang telah demikian berartinya bagi hidup mereka. Tak pernah bisa cukup ditekankan, bahwa menyalah-nyalahkan (seseorang) tidaklah sama dengan menjalin sambungan internal yang dalam (dengan diriku sendiri).

Bila seseorang yang sedang terlentang menjalankan terapi di atas matras, berteriak kepada ayahnya bahwa dia membenci ayahnya itu, dia sedang merasakan sehabis-habisnya suatu pengalaman penting, internal, dan yang membentuk dirinya. Perbedaan antara menyalah-nyalahkan dengan merasakan sehabis-habisnya suatu sambungan adalah halus tapi menentukan sekali. Secara intelektual kita tahu bahwa para ayah kita adalah hasil dari pendidikan keluarga mereka. Karena itu, ayah kita tidak dapat dipersalahkan atas apa yang mereka laksanakan terhadap kita. Tapi, kita harus “mem-by-pass” pengetahuan intelekual ini dan mengizinkan diri kita untuk merasa-rasakan dan mengeluarkan derita yang dibawa oleh perilaku mereka itu ke dalam dunia ini. Merasakan sambungan-sambungan masa lalu adalah vital bagi penyembuhan kita. Menyalahkan adalah hal yang terpisah sama sekali dari penyembuhan itu.

Mengekspresikan perasaan-perasaan itu merupakan suatu eksternalisasi terapeutis/pengobatan dan bukannya membeberkan kesalahan. Sekali hal itu kita sadari maka kita dibebaskan untuk merasakan perasaan. PERANGKAT PERTAHANAN TAK DIPERBOLEHKAN hilang. Akhirnya kita dapat bicara tentang hal-hal negatif dari orang-orang yang kita cintai karena kita sadar bahwa kita menjelajah suatu perasaan.

Namun baik untuk dicatat bahwa perangkat PERTAHANAN TAK DIPERBOLEHKAN itu sendiri tetaplah juga suatu perasaan. Mungkin saja perangkat bawah-sadar itu tidak hilang sebelum kita memasukinya dan mengulangnya berkali-kali. Mengetahui perbedaan antara melontarkan kesalahan dan mengalami suatu perasaan saja, seperti setiap pengetahuan intelektual lainnya, tidak akan tiba-tiba membebaskan kita.

Tapi, pengetahuan akan perbedaan itu, memberi kita fokus kemana keterampilan berorientasi-perasaan kita harus dikonsentrasikan.

Memang, sesungguhnya merasa tidak setia itu menjadi salah satu gerak tipu paling halus dari otak untuk mencegah kita memasuki jati-diri. Perangkat Tidak Setia itu suatu pertahanan yang diciptakan oleh ketakutan-mendalam pada rasa-sakit yang lebih dulu. Kita akan kembali secara lebih langsung ke perangkat ini jika kita mempelajari PERANGKAT TEROR TINGKAT TINGGGI.

-  Apa yang dilaksanakan ayahmu selama bermalam-malam dalam “basemen” itu?

- Tidak dapat saya katakan kepadamu.

- Tidak dapat mengatakan kepada saya?

- Kami tidak pernah diizinkan untuk membicarakan orang tua kami. Kata mereka, itu tidak  setia.

- Apakah sekarang Anda dapat membicarakannya?

- Tidak. Entah mengapa, tidak bisa saya keluarkan.

- Padahal Anda punya banyak perasaan tentang semua itu, bukan?

- Ya.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

6. Perangkat ‘Godaan-Godaan Lainnya’:

(a)   Pikiran-Pikiran Indah Yang Menyenangkan

- Sepanjang hidup, saya membuat orang tertawa. Saya ini manusia jenis khusus, seorang pelawak. Anda tahu, manusia jenis khusus itu adalah.

- Seperti apa rasanya melucu terus menerus itu?

- Yaah, saya suka menjadi pusat perhatian orang banyak. Ayah saya biasanya menceritakan banyak lelucon.

- Jangan bicara lagi tentang itu pada saya; terlentanglah dan bayangkan situasi itu. Dimana Anda waktu itu?

- Di klub saya

- Tutup mata Anda. Bayangkan Anda disitu dan bayangkan gambaran disitu sampai senyata mungkin. Sekarang masuki rasa yang ada di dalam Anda ketika Anda menceritakan lelucon itu. Jangan bicara tentang itu kepada saya, geletakkan diri Anda di dalam rasa itu paling sedikit selama setengah menit.

- Ada desakan dalam diri saya untuk melucu.

- Tinggal dalam ‘desakan’ itu dan biarkan menjadi lebih dalam. Biarkan muncul sepatah kata, serangkaian kata, atau bunyi dan keluarkan dari mulut Anda. Jangan bercerita kepada saya dan jangan mau berpikir logis.

- Tertawalah kepada saya!

- Apakah kata-kata itu sungguh tepat sesuai dengan rasa yang ada?

- Ya.

- Lalu dengan sangat hati-hati tetaplah berada dalam rasa itu. Ulangi kata-kata itu berkali-kali.

- Tertawalah kepada saya... Tertawalah kepada saya... Tertawalah kepada saya... Saya tiba-tiba merasa sedih.

- Tetap tinggal dalam rasa sedih itu dan ulangi terus kata-kata itu.

- Tertawalah kepada saya...(pasien mulai menangis)

- Cintailah saya...(kini dia menangis lepas) saya hanya ingin seseorang mencintai saya.

- Apakah Anda ingin berbicara tentang manusia jenis khusus kepada saya?

- Tidak, saya hanya ingin ada orang mencintai saya.

- Tepat.

Jika kita menghentikan orang bergiat dipikirannya dan mengusahakan agar mereka tetap tinggal dalam perasaannya, kemungkinan lebih besar mereka mengalami dirinya sendiri dengan cara yang semakin dalam. Tanpa intensitas dan fokus pada tinggal dalam perasaan, tak akan ada terapi yang sesungguhnya.

- Anda tahu kan, ayah saya tidak bisa tidak melaksanakannya.

- Maksud Anda, dia tidak mungkin tidak memukul Anda?

- Ya betul (istirahat). Telah terbukti bahwa jika orang tua Anda dipukul, mereka akan meneruskannya dan memukul Anda.

- Pukulan itu menimbulkan perasaan apa dalam Anda?

- Tidak apa-apa itu sekarang. Itu kejadian yang sudah lama sekali. Dan saya sudah baca banyak buku tentang hal ini.

- Pukulan itu menimbulkan perasaan apa dalam Anda?

- Tidak apa-apa. Sudah saya selesaikan itu. Tesis S-2 saya tentang kekerasan dalam keluarga.

- Pukulan itu menimbulkan perasaan apa dalam Anda?

- Aduh... Tolonglah. Jangan minta saya merasakannya.

- Apa perasaan Anda itu?

- Saya selalu sangat ketakutan....(menangis)

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

(b) Godaan Pertanyaan-Pertanyaan Intelektual Yang Indah dan Kebutuhan untuk Mengetahui

Syarat terapi mendalam yang berorientasi merasakan adalah proses-proses siang-hari normal yang harus kita putar-balikkan. Maksud saya, kita harus percaya bahwa jika kita pertama-tama mendahulukan rasa, tanpa bertanya-tanya, sumbu sadar-bawah-sadar akan berorientasi dan menyodorkan jawaban yang kita cari. Ibaratnya, kita harus belajar meloncat dari tebing dan masuk ke dalam rasa. Tapi meloncat tanpa melihat-lihat ke sekeliling artinya tanpa bertanya-tanya.

‘Kebutuhan untuk Tahu’ tentang apa yang mereka laksanakan pada banyak orang, tampaknya harus dipenuhi dulu sebelum mereka mengizinkan diri sendiri untuk merasakan sesuatu. Bertanya-tanya dan mengejar-ngejar ‘KEBUTUHAN UNTUK TAHU’ ini menyebabkan poros sadar-bawah-sadar tetap terarah pada intelek/pikiran, dan menjauhkan dari perjalanan ke dalam dan ke bawah. Kebutuhan untuk tahu dilahirkan dari teror mendalam dan merupakan hakekat dari kontrol secara sadar. Kebutuhan untuk tahu dan bertanya sebelum mengizinkan diri kita merasa adalah salah satu metode utama otak untuk menjaga agar terapi itu tetap tinggal pada Tingkat Satu.

- Saya tak tahu mengapa saya selalu merasa begitu setiap kali saya masuk rumah ibu saya.

- Silahkan tetap tinggal dalam perasaan itu tanpa bertanya mengapa demikian.

- Tapi tidak masuk akal bahwa ini harus terjadi begini?

- Silahkan masuki perasaan itu, bayangkan rumah ibu Anda dan Anda sedang masuk ke dalamnya. Sebelum Anda merasakan perasaan itu, hentikan bertanya tentang sebabnya. Bertanya menahan Anda dalam kepala.

- Baik. saya sedang berdiri di pintu rumah ibu saya.

- Apa yang Anda rasakan?

- Saya merasa bahwa saya mau lari dari situ.

- Silahkan mengizinkan perasaan itu semakin dalam. Jangan berpikir. Jangan bertanya.

- Jangan pukul saya lagi, Bu. Jangan pukul Saya lagi, Bu. (menangis)

- Nah, sekarang pertanyaan Anda sudah terjawab.

- Ya, sudah.

Jika kita membuang pertanyaan ‘Intelektual Yang Indah’ dan ‘Kebutuhan untuk Tahu’, merasakan perasaan akan mengizinkan kita mengalami kebenaran kita.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

(c) Godaan ‘Kenikmatan Nafsu-Nafsu’

- Saya sedang menemukan bahwa jika saya terlentang dan merasakan diri sendiri, saya terdorong untuk masturbasi. Sesudahnya saya ketiduran.

- Apakah itu menolong perjalan terapi Anda?

- Saya kira tidak.

- Kalau demikian, jika Anda ingin masturbasi, tetap tinggal dalam rasa menginginkan hal itu. Keluarkan bunyi/suara dan kata-kata Anda dan tetap tinggal dengan apa yang muncul keluar.

***

- Saya menemukan diri selalu ke lemari es untuk  mencari makanan.

- Apakah Anda membiarkan rasa lapar itu tanpa membuka lemari es?

- Saya selalu lupa itu.

- Saya berani bertaruh pasti Anda lupa.

***

- Saya tak mau merasakan ini. Saya hanya ingin Anda memegang saya.

- Tetap saja tinggal dulu dalam perasaan itu sebentar dan menunda pegangan itu sampai nanti.

***

- Sesudah bertengkar, hubungan seks dengan isteri saya selalu lebih baik.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

(d) Godaan ‘Kesenangan dan Keamanan dari Nikmat-yang-Menyaitkan’

Sering sekali bila kita negatif terhadap orang lain, hal itu adalah langkah kita untuk berada diluar atau diatas rasa-sakit yang terkandung dalam diri kita. Ini paling benar/cocok saat kita mengkritik.

Kemampuan untuk mengkritik sudah ada dalam kehidupan sejak awal waktu. Si amuba (binatang ber-sel satu) saja sudah harus mengira-ngira apakah yang akan diserapnya ini beracun atau bergizi. Gajah juga harus demikian. Ada suatu daya yang melekat dalam kehidupan untuk mengadakan penilaian dasar tentang kebutuhan-kebutuhan hidup. Kritikan adalah pemindahan dari penilaian dasar tersebut ke arah atas. Kritikan pada tingkatan verbal dan simbol masih membantu kita untuk membedakan apa yang meracuni dan apa yang menumbuhkan dalam jangka panjang.

Sayangnya, kebanyakan dari kita menutupi fungsi dasar yang merupakan keharusan hidup, dengan menambahkan lagi sesuatu yang ekstra keatasnya. Kita memakai kritikan untuk memperoleh kenaikan tingkat (“gengsi”) dan rasa aman di atas ketakutan kita. Di ujungnya, dibawah ketakutan itu, mengintiplah kesedihan dari semua derita masa kanak-kanak kita.

- Orang itu tolol sekali. Dia selalu berbuat sesuatu yang bodoh

- Anda tidak banyak penghargaan kepadanya?

- Bukan begitu, saya tidak suka saja pada dia.

- Bisakah Anda tetap tinggal dalam perasaan itu?

- Begini, sebenarnya, saya agak takut pada dia. Dia mirip-mirip seperti ayah saya.

Jauh lebih mudah untuk membenci dari pada melihat ke dalam dan menghadapi ketakutan kita.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

(e) Godaan ‘Keamanan dari Keyakinan-Keyakinan yang keliru’

- Saya betul-betul percaya bahwa semua laki-laki adalah bajingan.

- Semua laki-laki adalah bajingan?

- Ya. Saya benci mereka.

- Turunlah ke bawah ke dalam pusat kebencian itu dan ulangi sedikitnya lima kali ‘saya benci mereka’.

- Saya benci mereka... saya benci mereka... saya benci mereka... saya benci mereka... Ini kakak laki-laki saya (mulai menangis). Saya benci dia karena selalu menyakiti saya. Karena memasukkan jari-jarinya ke saya.

- Semua laki-laki adalah bajingan?

- Kakak laki-laki saya itu seorang bajingan.

- Ya, dia memang bajingan.

Kapan pun kita berhenti mengejar perasaan kita, suatu ‘platform’ keyakinan-keyakinan palsu menyusun diri kembali. ‘Platform’ ini namanya “kepribadian”. Dengan “kepribadian” ini, kita memanipulasi dunia kita dan menghindari rasa-sakit kita.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

7. Perangkat ‘Bingung’

Di dataran bawah-sadar seringkali bermacam-macam perasaan bertabrakan satu sama lain bagaikan bermacam-macam sungai dari arah yang berlain-lainan berkumpul bersama-sama. Arus-arus yang bercampur baur itu membuat airnya berlumpur tebal dan tidak tenang. Jika kita memutuskan, setelah seumur-umur menyangkal, untuk akhirnya memasuki daerah perasaan, seringkali kita merasakan berbagai macam hal sekaligus pada saat yang sama. Dan itu membuat kita bingung. Kita masuk dalam air, tetap tinggal di tengahnya dan pelan-pelan tapi pasti, setelah beberapa jam, berbagai arus dan lapisan itu memberitahukan dirinya kepada kita.

- Setiap kali berpikir tentang keluarga saya, saya bingung betul.

- Berbaringlah dalam kebingungan itu, singkirkan pikiran-pikiran Anda, dan rasakan kekayaan dan kerumitannya. Berendamlah di dalamnya sedikitnya setengah menit. Dan biarkan kata-kata apa saja yang datang keluar dari mulut Anda. Jangan logis dan jangan bercerita.

- Saya cinta padamu Bobby.

- Bobby?

- Kakak laki-laki saya. Satu-satunya dalam rumah yang peduli pada Saya. Bila semua hal lain menyayatkan, saya selalu tahu dia menjaga saya.

- Tidak ada kebingungan dalam perasaan itu, bukan?

- Tidak, tak ada

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

8. Perangkat ‘Bodoh’

Diri-permukaan itu sifatnya logis. Jika diri-permukaan memperhatikan diri-dalam, dia bersusah-payah mengintip proses-proses yang tidak-logis. Diri-dalam bekerja secara asosiatif sehingga dari yang satu ke yang lain bisa dikatakan aneh, bodoh. Namun, kita sudah menemukan dalam buku ini bahwa proses-proses diri-dalam yang tidak-logis itu, jika keruwetannya dilepaskan, selalu berakhir secara sempurna masuk akal.

/When the surface logical self looks at the deeper non-logical self, it has a built-in excuse to avoid deeper examination. The surface self says, 'There is no point in examining this issue because it is silly.' Again and again, we hear in therapy the comment that something is silly and therefore not worth going into.=

Jika diri-logis-permukaan menyelidiki diri-nonlogis-lebih-dalam, si diri-logis mengaktipkan mekanisme “pe-maaf-an” (“excuse”) untuk menghindari penyelidikan itu.Diri-permukaan itu berkata,”Tak ada gunanya menyelidiki hal ini. Ah, bodoh ini ”. Berulangkali kita mendengarkan komentar dalam terapi bahwa sesuatu adalah ‘bodoh’, karena itu tak berguna diteruskan.

- Saya tak mau membicarakannya. Saya merasa bodoh bila mengeluh tentang hadiah dari ibu saya.

- Anda merasa bodoh?

- Ya, bodoh. Dia memberikan mantel berbulu binatang dan saya merasa bodoh karena saya tidak berterima kasih. Pokoknya saya tidak merasa senang dengan itu. Padahal harganya sangat mahal.

- Biarkan diri Anda merasakan perasaan yang ada ketika berpikir tentang hadiah itu.

- (sesudah beberapa saat) Saya benci mantel itu.

- Anda benci mantel itu.

- Dia selalu berusaha membuat saya menjadi dirinya dengan versi yang lebih kecil.

- Jadi kebencian Anda pada mantel itu sama sekali tidak begitu bodoh.

- Saya rasa tidak.

***

- Saya bermimpi tadi malam, tapi rasanya bodoh sekali.

- Tentang apa mimpi itu?

- Begini, saya berada di gurun pasir dan ada sepotong es tergantung pada  pohon.

- Fokus ke adegan itu. Biarkan diri Anda merasakannya dan tunggu apa yang muncul.

- Potongan es itu dingin di tengah-tengah padang hangat itu.

- Apakah itu ada artinya bagi Anda?

- Yaa, suami saya cintanya melimpah-ruah kepada saya dan entah karena apa saya sendiri merasa dingin saja terhadap dia.

- Jadi sebagai kiasan, apakah itu bodoh?

- Saya kira tidak. Sebenarnya itu masalah saya yang terbesar.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

9. Perangkat ‘Penghindaran Keyakinan-Diri yang Negatif’

Perjalanan kita ke dalam PARADOKS SENTRAL dari TERAPI tidak dapat digagalkan lebih efektif lagi oleh perangkat apapun juga selain yang satu ini. Jika perangkat ini aktif, kita bisa menarik diri secara kuat sekali sampai ke batas ujung sehingga kegiatan ke dalam-batin kita itu keluar dari relnya. Kemunculan dan aktivitas perangkat ini sedemikian kuatnya menabrak akal sehingga tampaknya sejak awal mula dia telah mencegah, menghalang-halangi usaha manusia menggali dirinya sendiri.

Namun PARADOKS SENTRAL dari TERAPI tetap benar. Untuk memecahkan suatu proses lapisan-dalam yang merusak-ganas, Anda harus mengakui dan mengalami, bahwa tak peduli bagaimanapun merusaknya atau negatif hal itu kelihatannya, dia masih tetap bagian dari diri Anda. Mengakui dan mengalami, dan hanya mengakui dan mengalami yang akan membebaskan Anda dari cengkeraman perasaan-perasaan yang sangat sulit ini. Inilah, lebih dari pada hal-hal lainnya, perbedaan kita dengan cara-cara terapi yang mengolah kekuatan berpikiran positif atau cara terapi yang menyusun-kembali suatu kerangka mental yang baru untuk meletakkan keyakinan-negatif-mendalam untuk menjadikannya enak bagi kita. Pada saat kita memberdayakan perangkat bantu-diri-sendiri yang dangkal ini, kita tersesat. Yang ditekan tetap ditekan. Tidak ada harapan untuk suatu pengintegrasian yang sebenarnya dan kita selamanya terdampar di dalam struktur diri yang palsu. Kita tetap terpisahkan dari suatu kemampuan hebat menakjubkan yang kita warisi secara alamiah. Yaitu kemampuan untuk berintegrasi dengan PEMAHAMAN MENYELURUH-UTUH-LENGKAP dan untuk menjadi nyaman dengan bagian-bagian paling gelap dari kehidupan lapisan-dalam kita.

Menyangkal adalah batu sendi dari mekanisme pertahanan mental, pondasi yang menopang ‘rumah kartu’ itu, yaitu diri-dewasa yang semu atau palsu itu. Dalam benak, penyangkalan berdiri di persimpangan antara palsu dan benar. Penyangkalan mempertahankan yang nampaknya negatif dan sisi gelap kita yang membeku sangat dalam di dalam bawah-sadar kita. Kebanyakan orang mati tanpa pernah mengenal diri mereka yang lebih dalam walaupun hanya sebagian kecil saja. Tidak ada tempat dimana penyangkalan beroperasi dengan lebih kuat dari pada dalam penghindaran ‘KEYAKINAN-DIRI YANG NEGATIF’

Anda ingat pada awal buku ini, saya katakan bahwa si anak mengubur duka cita dan amukannya. Sebagai gantinya dia mengembangkan bagian-luar diri yang pada hakekatnya bersifat manipulatif. Bagian itu yang kita sebut kepribadian. Artinya, si anak itu belajar apa yang dapat dan yang tidak dapat dikatakannya, apa yang dapat dan tidak dapat dia rasakan, dan tentu saja apa yang dapat dan tidak dapat dipikirkannya agar dia diterima sebagai seorang manusia. Diri-lebih-dalam dengan rasa-sakitnya meluncur ke bawah dan dilupakan, sedangkan diri-permukaan itu menumbuhkan matra rasionalisasinya yang semakin banyak hiasannya untuk mendapatkan apa yang dia butuhkan dan untuk diterima dengan selamat dalam pangkuan keluarga bangsa manusia yang lebih luas.

Akhirnya kita mempunyai suatu kepribadian yang menjadi sangat kompleks. Dia menjulang tinggi ke langit pada suatu pondasi ketidakbenaran, ‘Saya adalah ini dan saya bukanlah itu’, atau ‘Saya adalah itu dan saya bukanlah ini’, semuanya tak benar. Kita akan melihat, laki-laki dan perempuan adalah semua hal. Tidak ada mesin bakar tanpa api dan panas, tak peduli bagaimanapun lembut roda-rodanya berputar.

Harga-diri kita bukannya menjadi tergantung pada suatu inti ‘organik’ dan karena itu pada hakekatnya etis, melainkan pada apa yang telah diacukan oleh Scott Peck sebagai “Dusta”.

Bagaimana agar kita bisa merasa baik, merasa aman, padahal kita tinggal di lantai-lantai puncak dari suatu menara yang dibangun di atas pasir?

Kita harus mengembangkan proses penyangkalan yang lebih dan lebih kuat lagi. Lalu kita harus mencari pengakuan, keabsahan terus menerus dari dunia kita. Kita memasuki “Masyarakat Dusta” sebagai anggota.

Anda tersenyum dan mengesahkan saya kapan pun saya mengucapkan pembenaran-pembenaran. Saya akan senyum dan mengesahkan Anda kapan pun Anda mengucapkan pembenaran Anda. Kita semua akan jadi baik, hanya selama kita tidak berbaring terlentang dan merasakan dalam-dalam.

Perasaan hati adalah sinar-rontgen dari benak. Walaupun mulainya mereka bisa kacau-balau, pada akhirnya, jika kita cukup mendalami perasaan itu, mereka tidak berdusta.

Otak manusia (‘Otak Utuh’) dapat mengintegrasikan hampir semua kebenaran di kedalamannya. Namun, pertama, dia harus menemukan kebenaran itu. Perasaan-hati-dalam yang nampaknya buruk jika disangkal akan mencegah kemampuan dan daya Otak Utuh untuk bekerja. Kemampuan dan dayanya untuk menyembuhkan dan mengintegrasikan, tidak berjalan sepenuh-penuhnya.

Perjalanan ke dalam diri yang paling dalam adalah suatu perjalanan ke dalam sesuatu yang pada mulanya nampak adalah suatu diri-yang-tak dapat-diterima. Dalam perjalanan ini kita harus berjuang untuk menunda penghakiman/penilaian sosial kita tentang apa yang baik dan yang jahat. Seperti penyelam-penyelam scuba untuk sementara menunda pernafasan permukaan mereka untuk mencapai kedalaman.

Sayangnya matra penilaian sosial kita itu telah kita telan dalam-dalam. Sedemikian dalamnya sehingga jika kita mau melepaskannya kita tercekik oleh kepanikan. Kita takut bahwa setiap orang akan menolak kita dan kita takut akan mati sendirian dalam kesengsaraan perasaan-perasaan-hati negatif.

Bagaimana kita dapat memandang dan mengizinkan diri kita sendiri untuk merasakan hal-hal yang menampakkan kejelekkan? Hal-hal apa yang harus kita satu-padukan dengan diri kita dan akhirnya harus kita miliki kembali? Bagaimana kita dapat mengulangi kata-kata, guna memperdalam pengalaman internal kita, padahal kata-kata itu tampaknya menampar setiap ajaran yang telah kita peroleh selama ini. Bagaimana kita dapat meneriakkan hal-hal yang tampaknya melenceng jauh sekali dari semua rambu-rambu penolong diri-sendiri yang sehat?

Jawabannya adalah kita harus percaya pada apa yang kita rasakan yang akan memimpin kita ke sambungan/hal berikutnya dalam untaian perasaan itu. Kita harus percaya bahwa PARADOKS SENTRAL dari TERAPI, akan selalu mengantar kita pulang kepada kebenaran yang harus didengarkan dan diintegrasikan. Walaupun jalan pulang itu bisa berbelit menyiksa.

Kita mulai dulu dengan yang kecil-kecil. Dengan mengalami berkurangnya beban, tekanan dan ketidakenakkan kita saat mengalami kebenaran-kebenaran kita, keyakinan kita pada diri sendiri dan pada metode terapi ini akan semakin kuat. Menara akan mulai menyeimbangkan dirinya sendiri, dataran sekeliling pondasinya semakin padat dan pasti.

Selama pemekaran proses-proses ini, Anda akan menyadari, bahwa menjadikan hal-hal yang dirasa kenegatifannya parah dalam diri kita sebagai milik kita, akan membuka pintu ke persembunyian terakhir dari benak terdalam.

- Saya sangat marah pada anak-anak saya pada hari itu.

- Sangat marah?

- Ya, lumayan berat marahnya.

- Berbaring terlentang, masuki kemarahan itu dan setelah berendam didalamnya, biarkan kata-kata sederhana keluar.

- Saya benci padamu... Saya tidak bisa mengatakan ini..

- Tidak bisa mengatakan apa ?

- Saya betul-betul tidak bisa mengatakan hal yang berikutnya.

- Yakin pada otak Anda. Dia akan menangani perasaan itu.

- (pasien menangis) Saya tidak bisa lagi.

- Coba kita tangani ‘saya tidak bisa’ ini sama seperti kita menangani setiap perasaan yang lainnya. Cari jalan untuk menerobos masuk kedalam penghalang ini, ‘saya tidak bisa’ ini. Jika Anda sudah tersambung dengannya, ucapkan kata ‘saya tidak bisa’ dengan sangat hati-hati lima sampai sepuluh kali.

- Saya tidak bisa... saya tidak bisa.. saya tidak bisa... saya tidak bisa... saya tidak bisa... saya tidak bisa... saya tidak bisa

- SAYA BENCI KALIAN ANAK-ANAK SIALAN... Sesungguhnya saya menyadari bahwa kadang saya ingin membunuh anak-anak saya (pasien memandang saya dengan takut)

- Berlututlah di matras, ambil pemukul plastik itu dengan dua tangan, angkat sampai di atas kepala, hantamkan ke bawah sekeras mungkin sambil berteriak ‘saya ingin membunuh kalian’

- Saya bunuh kalian.

- Saya minta Anda pukul matras sekeras-kerasnya dan teriakan ‘saya bunuh kalian’.

- Saya bunuh kalian ... saya bunuh kalian... saya bunuh kalian (pasien kini memukul matras kuat-kuat)

Perhatikanlah apa yang terjadi jika pasien mengalahkan penolakannya terhadap sesuatu di dalam dirinya, sesuatu yang sangat dibenci-menjijikan dan ditolak oleh ‘diri’-nya yang tampaknya biasa-biasa itu, normal-normal saja.

- Saya bunuh kalian... saya bunuh kalian... saya bunuh kalian (memukul matras kuat-kuat). Ya Allah, ibu saya biasanya berteriak begitu kepada saya.

- Teriakan terus.

- Saya bunuh kalian... saya bunuh kalian...(pasien kini memukul-mukul tak karuan) Bunuh, bunuh, bunuh. Jangan bunuh saya, bu...(terisak-isak)...Tolong jangan bunuh saya, bu.

Hanya dengan mengalami enersi kemarahannya kepada anak-anaknya itu sepenuh-penuhnya, barulah rasa-sakit pasien itu akan meningkat ke suatu intensitas yang energinya mampu mematahkan pertahanan-pertahanannya, pertahanannya tersebut dialah tidak ingat bahwa ibunya dulu sering kali mengancamnya untuk dibunuh.

Langkah ini harus dituntaskan secara tepat sebagaimana mestinya. Dan hanya jika dituntaskan secara tepat sebagaimana mestinya, sisa dari gunung es tersebut akan terangkat ke atas permukaan. Maka seluruh persoalan akan kelihatan. Dengan terbongkarnya semua ini, Keseluruhan Otak dapat mulai bekerja. Apa yang tampaknya negatif merusak dan tak mungkin, secara psikologis menjadi sesuatu yang sangat jelas dan mudah diampuni. Sebetulnya, dalam arti yang terdalam, secara harafiah tak ada yang harus diampuni. Pasien itu hanya terperangkap dalam untaian perasaan-perasaan yang sangat logis yang menghasilkan amarah untuk membunuh anak-anaknya sendiri.

Jika kita masuki yang negatif, pada tingkat perasaan, kita menemukan bahwa rasa-sakit itu tidak membutuhkan pengampunan eksternal. Keyakinan-Diri yang Negatif jika dikejar secara cukup mendalam, seperti setiap perasaan lainnya, selalu membuka-bentangkan suatu dataran pemahaman holistik (menyeluruh-utuh-lengkap). Pemahaman holistik itu ujung-ujungnya memperlihatkan bahwa tak ada sesuatu yang harus diampuni. Semuanya yang pernah kita pikirkan atau laksanakan adalah sangat masuk akal dan Otak Utuh akhirnya mengintegrasikan dirinya sendiri.

Ini bukan izin untuk berbuat salah. Ini adalah suatu pengetahuan ‘organik’ artinya pengetahuan “secara wajar alamiah, mengalir tanpa dicemari oleh konflik sadar tak sadar antara badan dan jiwa” yang diperdalam. Pengetahuan organik itu mengajarkan bahwa dalam situasi kita, kita tak berdaya untuk melaksanakan atau menjadi sesuatu yang lain dari pada yang telah terjadi itu. Setelah melihat dan merasakan ini, kita dibersihkan. Dan kita dapat melangkah maju ke dalam suatu kehidupan yang lebih dalam dan secara hakiki bebas dari rasa-salah.

Psikoterapi mendalam Tingkat Empat meniadakan ketergantungan kita pada mereka yang mencari nafkah dengan ‘menjual’ penerimaan dan pemberian pengampunan. Bayangkan betapa ngerinya artinya ini untuk peradaban.

- Bagaimana perasaan Anda kini terhadap anak-anak Anda?

- Saya mencintai mereka. Kadang saya begitu marahnya pada mereka sehingga merasa mau membunuh mereka. Entah bagaimana, itu baik saja. Sekarang saya tidak  takut, jika mengatakan itu.

***

Seorang laki-laki sedang duduk di bagian rawat jalan sebuah rumah sakit, penuh amarah. Dia menunggu hasil tes yang penting. Dia mulai berteriak pada seorang perawat, lalu berdiri dan lari keluar rumah sakit itu.

- Saya tak tahu apa yang masuk ke dalam diriku.

- Bayangkan kembali lingkungan rumah sakit itu. Biarkan perasaan itu datang dan bertahan dalam perasaan itu selama setengah menit.

- Saya tak tahu mengapa saya ada kemungkinan mengidap suatu tumor. Saya bukan orang jahat. (Sekali lagi disini kita melihat lagi seorang mencoba berada di atas perasaan yang tampaknya negatif bagi kesehatan mental mereka).

Coba lihat apa yang terjadi, jika kita menjaga PARADOKS SENTRAL dari TERAPI ini.

- Saya mau Anda mengatakan lima atau enam kali, ‘saya jahat’.

- Saya tidak mengatakan itu. Saya tidak jahat.

- Percayalah otak Anda akan menangani hal-hal yang tampaknya sangat negatif.

- Saya jahat.

- Katakan lagi.

- Saya jahat.

- Lima kali.

- Ah, bodoh ini.

- Katakan lima kali dan dengan perasaan.

- Saya jahat... saya jahat... saya jahat... saya jahat... saya jahat... ibu biasanya menyalahkan saya semua.

- Katakan lima kali lagi.

- Saya jahat... saya jahat... saya jahat... ibu menyalahkan saya saat ayah meningalkan kami...Ya Allah, saya memang merasa saya jahat. Saya merasa bahwa itu salah saya... Saya merasa tak berdaya saat ayah pergi. Sepertinya saya tidak dapat berbuat apa-apa dan itu salah saya.

- Sekarang kita kembali ke bagian rawat jalan itu dan semua amarah itu. Anda sudah mengatakan kepada saya ‘Saya tidak tahu mengapa saya mengidap tumor ini. saya tidak jahat.’

- Saya tak tahu mengapa saya mungkin mengidap tumor ini. Saya tidak jahat. Ya Allah, tumor itu salahku. Saya tak percaya ini. Perasaannya sama seperti saat ayah saya pergi. Salah saya bahwa saya sakit. Besar sekali beban yang harus diangkat ini.

- Memang

Terapis yang menganjurkan orang untuk membuat hal-hal menjadi positif dengan memakai ‘kekuatan berpikir positif’ menghalangi pasien mereka mencapai pusat dari masalah-masalah terpenting pasien mereka. Kita harus merangkul PARADOKS SENTRAL dari TERAPI. Dan kita harus mendorong pasien kita agar merasakan setiap hal negatif tentang diri mereka yang naik ke permukaan. Jika tidak, kita hanya menolong mereka membangun rumah kartu yang tinggi dan semakin tinggi. Jika tidak, kita mengajar mereka agar jangan percaya pada kemampuan/daya Otak Utuh mereka. Jika tidak, kita meninggalkan mereka terdampar pada penyangkalan yang lebih kompleks.

Jika tidak, maka sebenarnya yang kita katakan kepada mereka adalah bahwa kita, sebagai terapis, tidak percaya baik kepada mereka maupun kepada diri kita sendiri untuk melaksanakan hal yang paling dalam dan mutlak harus dilaksanakan. Kebohongan sosial besar ini jika dikembangkan oleh pihak yang dianggap sebagai otoritas di bidang kesehatan mental, hanya dapat membuat orang putus asa habis tak terucapkan.

Ini adalah suatu pengkhianatan yang krusial terhadap orang-orang yang percaya kepada terapis. Sementara semua orang lain sudah gagal, mereka percaya kepada terapis sebagai orang-orang terakhir dari kebenaran dalam benak. Jika pengkhianatan ini terjadi dalam suatu terapi, akhirnya pasien dapat bunuh diri. Karena, sekarang pasien tahu bahwa bahkan sang terapis sendiri tidak mampu menghadapi hal-hal negatif itu. Padahal yang negatif adalah suatu bagian dari kita semua yang hidup ini, dia mendarah daging dan meluas.

Jika terapi sendiri tidak berani memasuki tempat-tempat kehidupan yang paling kelam, maka sesungguhnya tidak ada lagi yang bisa menolong.

Jika saya mendengar tentang orang-orang yang sedang dalam terapi melaksanakan bunuh diri, saya sering bertanya-tanya bukankah ini memang penyebabnya mereka melaksanakan bunuh diri. Ketika terapis mengelak dari apa yang nampaknya seakan-akan paling tak tertahankan, dan bukannya mendorong maju masuk ke dalam kekelaman itu, bagi para pasien mungkin tampaknya seakan-akan tidak ada jalan lain lagi yang tersisa selain bunuh diri. Ketika terapis mengelak memasuki kekelaman itu, sebenarnya diberikan pesan kepada dan diterima oleh pasien-pasien itu, bahwa apa yang dapat kita hadapi dan integrasikan ada batasnya.

Psikoterapi mendalam yang berorientasi pada merasakan, dengan berpondasi pada penggunaan PARADOKS SENTRAL dari TERAPI, tidak pernah memberi suatu pandangan yang akhirnya pesimistis tentang eksistensi. Terapi coraknya tetap berujung-terbuka dan karenanya sangat optimis secara mendasar.

Kita tidak akan gagal di tempat yang mensayatkan ini akibat PARADOKS SENTRAL dari TERAPI. Tapi, jika struktur ego kita (kekuatan pribadi) telah dihancurkan berkeping-keping oleh trauma masa kanak-kanak, maka fungsi otak kita yang masih tersisa, tidak cukup kuat untuk mengangkat dan mengamankan kita menjalani terapi ini.

Silahkan simak ulang tentang Peringatan dalam bab sembilan.

Meskipun demikian (ada bahaya dan risiko terapi ini), kita masih dapat berhasil dengan gemilang. “Berhasil gemilang” adalah hanya sejauh yang dapat ditahan, ditanggung, diterima oleh diri kita yang pribadi ini, yaitu si badan yang satu, konkrit, unik ini.

Dan jalannya terapi itu harus perlahan-lahan, dari waktu ke waktu.

Mungkin inilah salah satu saatnya dalam terapi dimana evaluasi oleh seorang dokter jiwa (psikiater) tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh untuk Anda, bisa sangat sangat menolong. Tapi, selalu sadari juga, bahwa istilah “dokter jiwa” (“psikiater”) tidak sama dengan “kebijaksanaan mutlak”. Dokter jiwa mempunyai sistem-keyakinan mereka sendiri untuk mengamankan/menyelamatkan diri mereka. Sama seperti semua orang lain juga. Jangan pernah, sesekali, dengan sepenuhnya, mengabaikan intuisi Anda yang paling dalam. Sungguhpun, wallahualam, intuisi itu kadang-kadang dapat salah. Makanya, ada peringatan-peringatan pada awal buku ini.

Pada tahap-tahap awal, dan tentu saja selama masa terapi itu berlangsung, kita mungkin saja memerlukan, untuk beberapa waktu lamanya, rasa kasihan dari terapis-kawan untuk menenteramkan hati kita bahwa kita baik-baik saja. Seperti salah satu dari terapis saya yang bisanya mengatakan kepada saya, ‘Anda hanya manusia, Paul, bukannya hantu’

Beberapa contoh lebih lanjut dari pengejaran hal negatif, kiranya mencukupi untuk menunjukkan bahwa ‘hal negatif’ adalah suatu pintu masuk kepada kebenaran, bukannya suatu pintu gerbang ke neraka.

- Dia meninggalkan saya. Dan lucunya, saya tidak marah.

- Ulangi ‘saya tidak marah’ beberapa kali.

- Saya tidak marah... saya tidak marah... saya tidak marah... saya tidak marah... Astaghfirullah! Omong kosong besar itu. Saya benci padanya karena meninggalkan saya.

- Berbaringlah tetap terlentang. Pusatkan diri pada kebencian itu dan mulailah mengulangi ungkapan ‘saya benci Anda’ seolah-olah Anda kini sedang mengatakan itu secara langsung kepadanya.

- Saya benci Anda... saya benci Anda... saya benci Anda... saya benci Anda... saya benci Anda... saya bisa membunuh Anda... saya tak suka ini. Menakutkan.

- Tinggal dalam rasa takut itu.

- Bisa kubunuh Anda... Bisa kubunuh Anda....

- Ini kantong plastiknya, ambil dengan kedua tanganmu, angkat ke atas kepala dan banting ke bawah ke atas matras sekuat tenaga sambil mengulangi kata-katamu itu.

- Saya takut melaksanakannya.

- Bawa naik amarahmu dari pusat dirimu melalui otot-otot  punggungmu, bahumu dan lenganmu dan keluarkan ke atas matras itu. Jika Anda melaksanakan pekerjaan kemarahanmu di sini (sewaktu di dalam jam terapi) dan menjaganya tetap tinggal di matras saja, Anda tidak harus berperang dengannya di luar sana.

- Bagaimana amarahmu itu?

- Banyak berkurang dan saya sadar, bahwa sudah selama hidupku saya marah.

- Jadi soalnya sama sekali bukan bahwa pacarmu meninggalkan Anda?

- Ya, bukan. Ada sesuatu yang lebih dalam terpicu.

- Ya, benar itu.

- Tetapi saya benar-benar kehilangan dia, lho.

- Anda sangat cinta padanya.

- Ya... saya sangat cinta padanya.

Kapan saja Anda menemukan diri Anda menyangkal sesuatu, terutama jika rasa mengingkari itu sepertinya kuat berlebihan, balikkan pengingkaran itu. Pasang peralatan selam (“scuba”) Anda, menyelam lah masuk ke bawah ‘Saya oke’-mu. Dan menyatulah dengan hal paling negatif dari Anda yang dapat Anda sadari. Keluarkan ini berulang-ulang kali, sampai PEMAHAMAN MENYELURUH-UTUH-LENGKAP Anda menemukan saldo akhir yang benar-benar nyata dari penjumlahan hal positif dan hal negatif di dalam diri Anda. Sembilan puluh sembilan dari seratus, suatu pernyataan pengingkaran menutupi secara defensif suatu keyakinan tentang hal negatif yang mendalam. Pada gilirannya, ini menyembunyikan koneksi yang lebih dalam yang harus kita rasakan untuk membebaskan diri kita dari keyakinan itu.

Masalah mengingkari dan masalah kembalinya hal yang sudah kita tekan ke bawah-sadar kita, diperlihatkan oleh langkah-langkah dalam contoh terapi dibawah ini.

“Perkawinan orang tua saya hancur ketika saya berusia enam tahun dan saya yakin bahwa itu adalah kesalahan saya. Saya merasa diriku sangat buruk, sehingga saya ingin mati.”

“Orang memperingatkan saya agar jangan begitu bodoh, perceraian itu bukanlah kesalahan saya. Saya akhirnya menekan keyakinan bahwa saya bertanggung jawab atas perpisahan itu, dan saya menekan rasa ingin mati itu.”

“Bertahun-tahun kemudian saya menjadi seorang yang merasa bertanggung jawab atas apa saja dan kapan saja ketika ada yang tidak beres. Saya disiksa oleh rasa bersalah yang kuat dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri. Saya bergumul mengatasi semua itu dengan membaktikan diri pada kegiatan-kegiatan amal. Tapi rasa ingin mati itu tak mau hilang juga.” “Saya mengajar anak-anak di sekolah minggu agar belajar memaafkan diri mereka sendiri jika mereka membuat kesalahan. Semua orang mengatakan pada saya bahwa saya orang yang baik. Meski demikian, saya tetap saja ingin mati. Akhirnya sekarang saya memutuskan menggarap hal ini dalam terapi.”

- Sepertinya, dengan semua yang Anda katakan itu, Anda benci sekali pada diri Anda    sendiri.

- Saya belum pernah punya pikiran begitu.

- Namun Anda tetap saja  ingin membunuh diri Anda  sendiri.

- Yah, Saya kira begitu.

- Terlentanglah, katakan lima sampai  sepuluh kali, ‘saya benci diri ku'.

- Saya tidak bisa laksanakan itu.

- Mengapa tidak?

- Itu bertentangan dengan  keyakinan saya untuk berbicara negatif  tentang diri sendiri. Saya pikir saya datang kesini untuk belajar mencintai diri saya. Saya tidak mengerti bagaimana saya dapat belajar untuk mencintai diri sendiri dengan berulang-ulang kali mengatakan bahwa saya membenci diri sendiri.

- Stop

- Percayalah, jika Anda mengikuti perasaan ini, perasaan tersebut  akan membebaskan Anda dari kebencian ini. Terlentanglah dan biarkan diri Anda merasakan seperti apa rasanya Anda ingin bunuh diri. Tinggallah di tengah-tengah rasa itu dan  secara sangat hati-hati, katakan ungkapan  ini “saya benci diriku”. Lima sampai sepuluh kali

- Saya benci diriku...saya benci diriku...

- Lebih keras

- Saya benci diriku

- Lebih keras

- (menjerit) SAYA BENCI DIRIKU!... SEMUA SALAHKU!

- Apa kesalahanmu?

- Ayah meninggalkan saya... Dia pergi hilang untuk selamanya dan semua salah saya.

- Anda menyebabkan orang tua Anda bercerai?

- Ya.

- Ucapkan kata-kata ‘Itu salah’ sedikitnya lima sampai sepuluh kali dan tinggal di dalam rasa itu.

- Itu salahku... salahku... Ayah, jangan tinggalkan saya, ... Jangan tinggalkan saya (pasien tersedu-sedu) Tolong... Tolong...Ayah, tolong jangan tinggalkan saya...(hening lama)

- Apakah itu kesalahan Anda?

- Tidak. Tetapi saya  pikir bahwa saya selalu yakin bahwa itu adalah kesalahan saya.

- Bagaimana perasaan Anda sekarang tentang ingin bunuh diri itu?

- Saya tidak mau bunuh diri.

- Maka, jika Anda membiarkan diri Anda benar-benar lepas merasakan sampai ke dasar keyakinan mengerikan dan negatif Anda yaitu bahwa Anda membenci diri Anda sendiri dan bahwa perceraian orang tua Anda adalah semua karena kesalahan Anda, tiba-tiba Anda menemukan bahwa Anda tidak lagi ingin mati.

- Ya, saya rasa itu benar.

- Setiap kali Anda ingin mati, menjauhlah dari tepian jembatan, masuk ke dalam mobil Anda, bersandarlah dan mulailah merasa-rasakan seperti tadi sampai Anda mencapai tingkatan relaksasi ini. Pekerjaan merasa-rasakan seperti ini harus Anda laksanakan berulang-ulang. Mungkin ratusan kali selama dua atau tiga tahun sebelum rasa ingin bunuh diri itu terkuras sehabis-habisnya dan betul-betul berhenti.

Jika Anda menjumpai yang buruk di dalam diri Anda, jangan pernah mengizinkan seorang pun juga untuk menyuruh Anda agar menekan yang buruk itu. Anda sudah mengalami dan paham, bahwa jika Anda bertindak terhadap diri Anda sendiri dengan menelentangkan diri Anda dan seterusnya, di atas matras/tikar, Anda tidak harus menyakiti baik diri Anda sendiri maupun orang lain.

Sambil lalu saja, saya percaya kebanyakan orang dewasa yang bunuh diri sesungguhnya adalah bunuh diri dari masa kanak-kanak yang tertunda dan kemudian, jauh di kemudian hari dilampiaskan.

Ada beberapa kali dalam hidup ketika, sedikit ber-“pikir positif” secara sadar, berhasil kita lolos dari situasi yang sulit atau menakutkan. Ungkapan sederhana seperti “Saya tahu saya bisa mengatasi ini” dan kata-kata mutiara lain yang bisa menolong.

Tapi, janganlah mencoba untuk menyisipkan ber-“pikiran positif” ke dalam dasar dari struktur kepribadian Anda sebagai suatu proses utama. Pada akhirnya, ber-“pikir positif” tidak pernah benar-benar berhasil. Bahkan ketika nampaknya berhasil, biasanya sangat tinggi, yaitu penindasan perasaan dan di belakang hari kekakuan di dalam perasaan akibat penindasan itu.

Di atas tikar/matras, apapun juga yang dirasakan, kita harus mengeluarkannya dan mengeluarkannya secara sama dan sebangun, sehingga energi yang di dalam ditunjukkan ke luar. Jika kita tidak melaksanakan ini, atau dijauhkan dari ini oleh hal positif yang palsu, kita membunuh proses-proses diri yang alamiah dan wajar.

Kita tidak pernah sembuh atau menyembuhkan.

Sepanjang perubahan dari suatu kesadaran yang represip, linier, menghakimi ke kesadaran yang holistik tanpa menghakimi, umumnya kita memerlukan dukungan, izin dan penenteraman hati kembali. Tidak ada yang lebih mengerikan dari pada perjumpaan dengan lapisan diri yang lebih dalam yang tidak mendapat persetujuan secara sosial. Karena alasan ini Anda harus baca Pencegahan Tiga pada awal bagian ini (Bab 11).

Semakin dalam kita memasuki benak dan semakin holistik pemahaman kita, kita menjadi semakin sedikit menghakimi. Ketika kita mengalami kerumitan dasyat yang tak disadari dari berbagai hal yang menyebabkan perilaku kita dan kekuatan-kekuatan eksternal yang membentuk perilaku tersebut, kita semakin lama semakin kurang menghakimi secara hitam putih, baik buruk. Kita menjadi pemaaf terhadap diri sendiri dan orang yang lain. Inilah satu-satunya dasar yang benar untuk suatu hidup yang welas asih.

Dalam dunia hal seperti ini perlu untuk survival ras kita, untuk membuat penilaian tentang perilaku manusia apakah bersifat merusak atau bersifat membangun untuk masyarakat secara keseluruhan. Jadi, tentu saja, kita masih tetap harus mematuhi aturan main sosial atau akan timbul kekacauan (“chaos”).

Namun, di bagian dalam dari benak kita, segalanya dilihat sebagai bentukan dari kekuatan-kekuatan yang kendalinya tidak kita miliki. Hasil akhir dalam perilaku, datangnya dari tempat antah-berantah jauh sekali di bawah dari apapun yang dapat dilihat. Sedemikian jauhnya sehingga pengertian dan bahasa kita tentang apa itu “tanggung jawab pribadi”, dalam arti menyadari mengapa kita melaksanakan atau tidak melakukan tindakan-tindakan yang tertentu, mulai menguap.

PEMAHAMAN MENYELURUH-UTUH-LENGKAP (“HOLISTIK INSIGHT”) menerangi dengan sempurna. Penerangan yang sempurna, bahkan yang kecil-kecil, sekeping-sekeping pun melarutkan rasa salah. Kita lalu “melihat” bahwa, dengan informasi sangat terbatas yang tersedia bagi kesadaran kita, kita ini sudah selalu melaksanakan yang terbaik.

Seorang pria percaya pada seseorang dalam suatu transaksi bisnis yang serius. Dia diperingatkan untuk tidak mengadakan transaksi itu, tetapi dia mempunyai suatu perasaan mendalam bahwa dia harus melaksanakannya bagaimana pun juga. Dia kehilangan semua uangnya.

Dia tidak pernah akan mengetahui bahwa potongan rambut dari pria yang lain itu, memicu asosiasi mendalam dengan ayahnya. Dia mengira penilaiannya tentang transaksi bisnis itu tidak baik dan akan menyalahkan dirinya sendiri dan menderita rasa bersalah. Terapi regresip mendalam, dengan memanggil keluar hubungan-hubungan awalnya dengan ayahnya, mengizinkan dia untuk melihat bahwa energi-energi di belakang keputusan bisnisnya itu adalah pertama, berada di luar kendalinya dan kedua, sama sekali tidak diketahuinya. Rasa salahnya larut hilang. Begitu juga kebutuhannya untuk mengkritik keputusan-keputusan orang lain yang nampaknya aneh.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

10. Perangkat ‘Perubahan Bentuk dan Pemindahan Gejala’

Salah satu perangkat paling membingungkan yang digunakan oleh bawah-sadar untuk mencegat dan mencegah perjalanan batin kita adalah dengan pergeseran gejala yang justru ingin kita hubungi, rasakan dan selami. Dalam bawah-sadar, apapun dapat berubah bentuknya menjadi sesuatu yang lain. Perasaan-perasaan kita menyelubungi diri mereka berulang-ulang kali di bawah mantel dengan banyak nama dan di belakang bangunan dengan beragam muka. Ibaratnya bidadari hutan yang nakal, yang kini berada dalam pohon, lalu dalam batu karang dan kemudian dalam sungai.Kadang dia menjadi ini, lalu seketika menjadi itu. Apapun dapat menjadi apapun. Jangan gusar atau gelisah. Tak peduli betapapun anehnya mereka bertingkah dan bergeser-gesernya proses bagian dalam sejadi-jadinya, kita akan menyihirnya secara sebanding setara untuk menjejaki mereka, dan membawa mereka keluar dari sarang persembunyiannya.

- Perut saya sudah seminggu ini sakit terus.

- Terlentanglah, mengapunglah dalam rasa-sakit itu dan berendam ditengah-tengahnya bagaikan acar dalam cuka. Jangan berpikir, jangan berbicara, hanya ber-rendam.

- Senin pagi yang lalu boss saya berteriak  pada saya di depan seluruh staf.

- Bagaimana perasaan Anda saat itu?

- Marah bagaikan neraka. Tetapi saya tidak bisa mengatakan sepatah pun.

- Dan perut Anda sakit sepanjang minggu?

- Yah.

- Tinggal dalam rasa-sakit fisik itu.

- Saya mau berteriak balik kepada dia.

- Tinggal di dalam rasa-sakit perut itu, teriakkan apa saja dari rasa-sakit  perut itu.

- Kurang ajar... Kurang ajar... kurang ajar... kurang ajar...

- Perutmu bagaimana?

- Lebih baik sedikit tetapi masih sakit.

- Kalau demikian, masuk kembali ke dalam pusatnya dan biarkan lebih bahan keluar.

- Berengsek... Berengsek... Berengsek... BERENGSEK!

- Perut Anda bagaimana sekarang?

- Sakitnya hilang.

Kemarahan dan penghinaan sudah menjadi suatu sakit perut. Mereka sudah berubah bentuk mereka dan sudah menyembunyikan diri ke suatu tempat yang berbeda.

***

- Saya harap dia mati dalam balap mobil itu. Dia membuat saya takut  dengan semua risiko sialan yang diambilnya... ( suatu jeda). Anda tahu, saya benar-benar mencintanya.

Cinta menjadi kemarahan. Marah perubahan menjadi takut. Dan takut berubah kembali ke cinta. Dalam bawah-sadar, dimana pun juga kita mulai, proses-proses berubah dan berubah dan berubah. Kita hampir tidak pernah berakhir di mana kita mulai. Sebab kita tidak pernah dapat melihat ujung suatu deretan. Orang-orang yang kita bicarakan ini, yang mempunyai kebutuhan untuk mengetahui mengapa mereka mendapat perasaan ini, tidak pernah akan bisa mengalir sepanjang koneksi-koneksi bawah-sadar tersebut. Yang pertama muncul adalah perasaan-perasaan, hanya kemudian jika kita percaya pada perasaan-perasaan itu, barulah mereka memikat penyebab-penyebab dari perasaan itu ke dalam kesadaran kita.

Pemindahan gejala adalah hal yang biasa dari peristiwa-peristiwa yang berubah-rubah bentuk dalam pergeseran tak berujung dari yang satu ke yang lain.

- Perut saya sakit

- Tinggal dalam rasa-sakit itu.

- Rasanya dia bergeser ke dalam dada saya.

- Naiklah ke dalam dada Anda dan berbaringlah di dalam perasaan itu.

- Saya tahu ini gila, tapi sekarang dia ada dalam kerongkongan saya.

- Tinggalah di dalam  kerongkongan Anda.

- Kerongkongan saya tersumbat, hampir tak dapat bicara.

- Tinggalah dalam sumbatan itu dan keluarkan bunyi dari situ.

- Tak ada yang bisa keluar.

- Bawah-sadar Anda akan melaksanakan apa saja untuk mencegah Anda mengeluarkan rasa-sakit Anda.

- Yah. Saya pikir Anda betul..

Jika Anda memasuki suatu gejala dan dia melawan usaha Anda dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam badan, jika Anda dengan sabar memusatkan diri terus pada rasa tiap-tiap penjelmaan baru itu, cepat atau lambat, perubahan-perubahan bentuk dan pemindahan-pemindahan gejala ini, yang mengikat dan menyembunyikan pengertian yang mendalam, akan rontok juga. Kadang-kadang, seperti dalam hal ini, klien bahkan akan harus muntah-muntah ke dalam suatu wadah penampung sebelum si gejala menyerah dan mengizinkan sakit dan pemahaman yang mendalam itu tampil.

PERANGKAT-PERANGKAT BAWAH-SADAR YANG MENGHALANG-HALANGI OTAK KITA (sehingga otak kita itu tidak berfungsi sebagaimana seharusnya):

11. Perangkat ‘Teror Tingkat Tinggi’

Dari semua penghalang antara kita dan apa yang harus kita ketahui tentang diri kita, teror yang ekstrim adalah yang paling sukar untuk diatasi. Sangat sedikit saja orang yang dapat menghadapi teror yang ekstrim ketika dia menjadi intensif. Juga para terapis. Hanya sangat sedikit terapis yang dapat menghadapinya, baik dalam pasien-pasiennya maupun dalam dirinya sendiri.

Namun, kebenaran yang mengagumkan, adalah bahwa jika kita tinggal di dalam teror kita dan merasakannya, meminumnya dan membiarkannya membanjir di dalam kita, raksasa dari dalam ini akan larut seperti semua perasaan lain yang akan kita gumuli.

Teror adalah tabir sebelum permainan utama. Ketika dirasakan secara penuh, proses misterius yang menyakitkan ini hilang lenyap dan pada umumnya digantikan oleh pengalaman ulang suatu masa kanak-kanak dan pemahaman mendalam yang besar. Ini sangat mudah untuk dikatakan dan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh kebanyakan dari kita.

Pada umumnya orang memerlukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya untuk percaya kepada diri mereka dan kepada terapis mereka untuk mencelupkan diri ke dalam penghalang berapi ini. Beberapa orang dapat melaksanakannya di dalam beberapa sesi, sementara orang lain sama sekali tidak pernah dapat mengambil resiko untuk masuk ke dalam penghalang berapi. Kesiap-siagaan macam ini adalah suatu hal yang mendalam dan pribadi. Tak seorang pun boleh memasuki teror yang ekstrim ini tanpa sebelumnya memperhatikan peringatan-peringatan pada awal buku ini. PERANGKAT ‘TEROR TINGKAT TINGGI’, seperti umumnya pertahanan yang lain, bisa jadi merupakan perangkat yang dibutuhkan untuk melindungi diri agar tidak sungguh-sunguh hancur musnah. Meskipun demikian, kebanyakan dari klien yang datang pada saya mampu mengatasinya jika didorong sedikit. Ketika kita memperoleh pemahaman mendalam di belakang teror itu, kita sering menemukan bahwa  kehebohan yang merepotkan untuk mempertahankan diri itu sama sekali tidak diperlukan. Karena, ketika kita berhasil meninggalkan ketakutan kita dan masuk ke perasaan yang lebih dalam dengan PEMAHAMAN MENYELURUH-UTUH-LENGKAP (“HOLISTIK INSIGHT”) nya, jiwa raga kita justru mengalami suatu kelegaan yang tak kepalang tanggung besarnya.

Secara umum, semakin besar trauma, semakin besar terornya. Dan semakin lemah struktur ego-nya (kekuatan pribadi) semakin besar pula terornya. Tapi seringkali, hubungan antara berbagai faktor ini, tidak ada aturannya yang jelas.

Kadang-kadang seseorang datang dalam suatu sesi dengan kekhawatiran atau kekhawatiran ini baru muncul dalam pembicaraan.

- Ada sesuatu tentang teman suami saya yang mengkhawatirkan saya.

- Terlentanglah dan masukkan diri Anda ke dalam pusat rasa  ini.

- Saya menjadi lebih takut.

- Bertahan dalam takut itu.

- Jantung saya berdebar-debar.

- Biarkan dia berdebar.

- Sekujur badan saya mulai berkeringat.

- Biarkan diri Anda berkeringat. Biarkan jantung Anda berdebar dan tinggal di dalam teror itu.

    (sela yang sangat panjang).

- Dia mengingatkan saya akan  paman saya.

- Berapa usia Anda saat itu ?

- Sebelas tahun.

- Apa yang terjadi?

- Dia sedang mengajar saya bagaimana cara berciuman. Katanya, sudah waktunya saya belajar berciuman.

- Teror Anda bagaimana?

- Hilang

Jika kita tinggal di dalam ketakutan itu, takut itu mencuat ke luar ke suatu pelataran pemahaman, dan ketakutan itu sendiri berhenti.

Dalam praktek saya, teror selalu berakhir. Asal saja orang selalu mampu kembali ke teror itu dan tinggal di dalam teror sampai dia dipecah membuka dirinya dan menghasilkan pemahamannya yang dalam.

Dalam psikoterapi, kekhawatiran kronis sudah selalu merupakan masalah, dan secara umum, psikoterapi belum tuntas mengatasinya. Namun, dalam terapi regresip yang berorientasi pada “merasakan”, kekhawatiran kronis merupakan mitra kita. Kekhawatiran kronis adalah bagaikan lorong penuh pintu. Pintu-pintu itu merupakan pe-nganga-an ke rasa-sakit masa kanak-kanak, dan semua cabang rantingnya yang muncul dalam kehidupan dewasa. Kekhawatiran kronis adalah salah satu perangkat terbaik yang kita miliki, dia adalah pintu masuk ke diri yang lebih dalam. Dan pada akhirnya, dia akan selalu tunduk kepada teknik kita, memberi kelegaan dan pemahaman mendalam.

- Sepanjang minggu ini saya merasa benar-benar takut.

- Terlentanglah dan biarkan ketakutan itu datang pada Anda.

 (pasien mulai terguncang-guncang tak terkendali)

- Apa yang terjadi pada saya?

-  Anda berguncang-guncang. Ini suatu cara badan menyatakan perasaan.

- Saya tidak suka ini.

- Biarkan diri Anda berguncang dan lihat jika ada kata-kata apapun yang ingin dimunculkan dan ke luar dari mulut Anda.

---(pasien sekarang berguncang lebih keras lagi)

-- Tidak ... Tidak ... Tidak ... (sekarang menangis dia mulai menjerit) TIDAK ... TIDAK ... TIDAK ... Ayah saya membawa adik-adik perempuan saya ke basement di mana dia sedang menganiaya mereka. Saya dapat mendengar mereka menangis... saya tidak bisa berbuat apa-apa... Aduh Tuhan, saya tidak bisa melindungi mereka... Dia mempunyai pistol... Dia bilang akan membunuh kami semua jika saya ceritakan ini kepada orang...

- Apa yang terjadi dengan ketakutan yang dibawa-bawa sepanjang minggu ini?

- Sudah hilang, tetapi saya merasa-sakit di perut..

- Anda ingin merasakan perasaan ini?

- Saya kira cukup untuk hari ini.

- Baik saja.

Kebanyakan orang di dalam praktek saya tidak menghadapi trauma tingkat ini. Tapi trauma tingkat ini tidak jarang. Sekali lagi kita melihat, bahwa jika kita berani tinggal di dalam teror, dia pecah dan pemahaman mendalam menggantikan tempatnya.

Datangnya kekhawatiran dari tingkat sedang sampai tingkat parah, sebelum terjadi pemahaman mendalam adalah biasa, seperti datangnya angin sebelum badai. Jadi, kita belajar bahwa kekhawatiran dan ketakutan, bahkan teror jika dirasakan secara penuh, tidak akan menghancurkan kita. (Jika terapis Anda mulai bicara ketika kepanikan Anda bertambah dan dengan demikian mencegah terjadinya puncak kepanikan itu, mungkin Anda keliru memilih terapisnya).

Sering dibutuhkan pengalaman untuk tinggal dalam ketakutan berbulan-bulan lamanya sebelum kita dapat menyelaminya. Ada yang butuh bertahun-tahun untuk itu. Sekali kita menemukan bahwa teror tidak menghancurkan kita tapi mengarahkan kita ke pemulihan dari peristiwa-peristiwa di awal dulu, perangkat mental yang pada awalnya menakutkan (PERANGKAT DARI TEROR TINGKAT TINGGI) hanya menjadi suatu perasaan yang lain saja, sebuah pintu lain saja. Kita tidak lagi harus menghindarinya dengan segala cara.

Segera harus dikatakan bahwa ada beberapa kondisi mental, misalnya pada orang yang berada di perbatasan antara waras dan tidak waras (gila), yang jika berada di dalam wilayah teror mungkin menyebabkan disintegrasi (menjadi orang gila). Silahkan baca kembali Pencegahan Dua.

Saya harus menekankan bahwa ini bukan suatu persoalan untuk mayoritas dari pasien psikoterapi umum. Tentu saja penting, bahwa terapis-pendamping Anda tersedia bagi Anda untuk mendukung ketika Anda menjebol pertahanan ini untuk pertama kalinya.

Sekarang marilah kita memperhatikan keajaiban-keajaiban yang mematahkan perangkat dan tipu daya dari pertahanan otak dan menggali serta menemukan proses penyembuhan yang tak bernoda di kedalaman benak itu.

                                     ***

Back   Table of Contents   Next

www.paulvereshack.com
home page