Bab Duapuluh Enam

Terapi Tanpa Terapis

Saya dan hampir setiap pasien serta terapis meragukan bahwa terapi-mendalam dapat dilakukan tanpa pendampingan oleh seorang terapis-mendalam.

Dalam bagian lebih awal dari buku ini sudah kita bicarakan betapa pentingnya menjadi-orang-tua-kembali untuk pengasuhan-kembali. (‘reparenting’). Kita katakan bahwa psikoterapi regresip mendalam bertumpu kuat pada tindakan bersentuhan dan berpegangan sebagai landasan kerjanya. Tampaknya tidak setiap orang memerlukan sentuhan dan berpegangan, tetapi pastilah bahwa banyak orang membutuhkannya. Kita menyarankan bahwa tindakan berbagi dengan hati-hati oleh seorang terapis tentang hal-hal batinnya sendiri menolong terbentuknya ruji-ruji teralis tempat berpegang. Ruji-ruji teralis itu menunjang tumbuhnya pemikiran-pemikiran dan kepercayaan-kepercayaan baru yang sehat dari dalam benak dan badan klien. Kita juga telah menyarankan bahwa selama masa-masa kebingungan, ketidakstabilan emosional, dan keyakinan diri negatif, pendampingan yang terus-menerus oleh terapis merupakan suatu kekuatan sekunder. Para klien dapat mengandalkan diri mereka pada kekuatan itu, jika tempat berpijak mereka bergeser.

Maka, suatu buku petunjuk/instruksi (maksudnya buku ini; -penerjemah) yang dapat dibaca setiap orang dan dapat dicobakannya pada diri mereka sendiri adalah suatu kekonyolan. Ini pertanyaan paling krusial dan sentral. Saya menjawabnya di bawah ini. Sepanjang hidup saya, saya telah berjuang dengan kemarahan melawan yang dipopulerkan oleh Scott Peck dengan nama: “Sang Dusta” (“The Lie”). Sama seperti sebuah ketimun direndam dalam air cuka dan tidak dapat menghindar menjadi acar, demikian pula kita terendam dalam budaya yang tercipta oleh diri yang palsu. Kita tidak dapat menghindar menjadi palsu. Kita tidak dapat menghindarkan keterpisahan sangat mendalam yang terjadi antara diri “organic” (artinya yang mengalir secara alamiah-mendasar-wajar, tanpa dicemari oleh konflik sadar tak-sadar antara badan dan jiwa) kita yang dalam dan kepribadian yang kita bentuk supaya kita aman dan mendapatkan apa yang kita butuhkan dalam matra budaya kita. Tampaknya masalah ini sudah terjadi secara umum dimana-mana dan di segala jaman kemanusiaan.

Karena kebutuhan-kebutuhan dewasa kita tergeser/salah-tempat, tersamarkan, dan disimbolkan jauh dari kebenaran-kebenaran kita yang sederhana, mendasar, dan organik, kita tidak akan pernah mencapai kepuasan dan keseimbangan dalam kehidupan dewasa kita. Hanya di paruh baya, ketika kedok-kepribadian kita yang defensif, eksternal, dan tak-jujur akhirnya mengecewakan kita, barulah kita mulai mengerti bahwa begitu banyak dari perjalanan hidup kita amat sangat ‘salah’ dan tidak memuaskan. Bahkan setelah tiba pada pengertian sedemikian ini pun, kita tetap tidak punya kompas nyata yang dapat kita lihat. Memanglah kompas nyata itu tidak pernah ada dalam hidup kita karena ia dilucuti dari “Sang Dusta” (“The Lie”). Dan kita telah dibesarkan di dalam “Sang Dusta” itu. Si ketimun-acar yang mengapung dalam wadahnya berusaha membebaskan diri dari cairannya sendiri.

Setiap orang yang pernah kita kenal, khususnya guru-guru kita dari taman kanak-kanak sampai pasca-doktoral, mengajarkan bahwa dengan mempelajari apa yang mereka ketahui kita akhirnya akan sukses di dunia dan menemukan cara kita menuju kebahagiaan. Implikasi asumsi ini sangat luas. Karena, kehidupan mereka dijalani di dalam ‘cairan acar’ yang namanya simbolisasi dan ‘pergeseran-tempat’. Mereka berada jauh dari diri-organik  mereka (‘tempat’ yang seharusnya) yang terdalam. Tangan yang mereka ulurkan untuk membantu kita telah berlumuran pencemaran, yaini: ketidakbenaran mereka. Bagaikan hantu, ketidakbenaran itu meresap kedalam diri kita melalui kebutuhan kita yang mengapai-gapai bantuan mereka. Tangan yang mereka ulurkan untuk membantu kita tidak berbicara dengan bahasa rasa-sakit mereka maupun kita.

Oleh karena itu, seumur hidup kita, kita tidak terbantu dan, pada akhirnya, kita tenggelam di bawah gelombang kepanikan dan depresi kita.

Saya percaya bahwa buku ini merupakan kompas yang terpercaya dan suatu bintang kutub yang padanya setiap manusia dapat berpaling, dan mulai menemukan kebenaran yang sebenarnya. Artinya, sekali penipuan diri-sendiri (‘self-deception’) yang hakiki dirontokkan, maka dari reruntuhan kehancuran emosional mereka, dengan berjalan setapak demi setapak melalui puing-puing itu maka sasaran pemahaman-mendalam, dapat dicapai dengan teknik-teknik yang telah kita gariskan.

Ini tidak berarti bahwa saya memiliki kebenaran bagi seluruh dunia. Artinya: saya telah menggunakan seperangkat teknik, yang tanpa kecuali, selalu membawa pada rasa-mendalam (“profound sense”) mengenai struktur-struktur batin kita yang tidak tercemar. Saya telah menggunakannya baik pada orang lain maupun diri saya sendiri. Struktur-struktur ini saya sebut Penginderaan Murni-Bebas-Pencemaran (“Immaculate Sensing”), Tindakan-Mengetahui Murni-Bebas-Pencemaran (“Immaculate Knowing”) dan Fungsi Murni-Bebas-Pencemaran (“Immaculate Function”). Semua struktur ini berada di dalam kita bila kita dapat membebaskan proses-proses mental kita dari kontaminasi seumur hidup.

Pada awal Revolusi Industri mesin uap dan alat tenun, menciptakan pergolakan dan derita, demikian pula mekanisme-mekanisme yang digariskan dalam usaha terapi ini mungkin menciptakan hal yang sama.

Siapakah yang mau memutar balikkan waktu dan tidak jadi melakukan Revolusi Industri? Siapakah dari kita akan berpaling dari evolusi benak dalam perjalanannya menuju kebenaran? Saya percaya akhirnya kita akan menjadi lebih mendalam, lebih bijaksana, lebih etis, lebih tidak manipulatif dan lebih tidak rentan terhadap manipulasi orang lain. Karena, usaha (terapi) semacam ini dihasilkan setelah menyaring kesadaran umat manusia melintasi ribuan tahun.

Ini impian yang saya pegang. Impian yang lahir dari rasa-sakit masa kecil saya.

Oleh karena itu, saya merasa bahwa saya harus menempatkan buku pegangan ini di pasar bebas. Peringatan-peringatan dibagian depan buku ini harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Akan ada keadaan-keadaan dimana orang, terkepung dalam benaknya, dalam badannya dan dalam rohnya, tanpa tempat dan manusia lain untuk berpaling, akan menggunakan buku pegangan ini tanpa pendampingan (terapis).

Kepada Anda-Anda semua, saya katakan, lakukan perlahan-lahan dan dengan sangat hati-hati. Ingatlah selalu bahwa kemana pun Anda berpaling, kepada siapapun, untuk mendapat nasihat dan pertolongan, bila mereka bukanlah seorang terapis-mendalam yang mumpuni, maka cepat atau lambat Anda akan menjadi objek “kebijaksanaan defensif” mereka. Ketika Anda memicu perasaan-perasaan yang belum terselesaikan di dalam diri mereka sendiri, maka mereka akan menasehati Anda dengan mekanisme-mekanisme palsu yang keluar dari diri-palsu mereka. Ciri dasar umum dari nasehat palsu ini adalah selalu mencoba menghindarkan Anda dari merasakan rasa-sakit Anda.

Anda harus menjadi hakim bagi diri Anda sendiri untuk menentukan apakah kekacauan yang Anda sibakkan dalam diri Anda sendiri itu datangnya secara lebih cepat daripada yang dapat Anda olah. Bila Anda menjadi tidak dapat tidur, berhenti makan, kehilangan kemampuan Anda untuk berfungsi sehari-hari dan jelas-jelas bekerja, bergerak dan bertindak tak terkendali, melampaui kendali yang sehat, maka sangatlah krusial bahwa Anda memperlambat gerak dan sungguh mengusahakan untuk mendapatkan dukungan; suatu dukungan yang lembut menyayangi dan meringankan dalam matra perasaan Anda.

Anda tidak harus terjun ke jurang untuk tumbuh. Anda dapat mencoba menggunakan instruksi-instruksi ini dengan cara yang lembut dan sayang pada diri sendiri. Tetapi, akhirnya adalah wajar untuk memperingatkan Anda bahwa akan ada waktu-waktunya dalam perjalanan terapi ini dimana Anda mengalami teror yang luar biasa. Jagalah diri Anda sendiri dan/atau buatlah diri Anda dijaga orang lain. Jangan sekali-sekali meninggalkan intuisi, firasat dan rasa-perasaan Anda yang terdalam yang akan menginformasikan kepada Anda tentang apa yang baik untuk Anda.

Di atas segala-segalanyanya, ingatlah: Bila Anda dengan sengaja melukai atau merusak orang, Anda mungkin sudah keluar dari jalur pertumbuhan. Ini terjadi ketika Anda keluar ke dunia dengan kata-kata dan tindakan yang kacau dan menghancurkan. Maka Anda harus berbuat yang sebaliknya: Anda harus memeriksa perasaan-perasaan yang melandasi perbuatan-perbuatan merusak tersebut. Dan itu harus dilakukan dalam privasi ruang terapi Anda.

Sejauh Anda mulai mendefinisikan diri Anda lebih jelas di dunia, mengenai apa yang dapat dan tidak dapat Anda terima dalam hidup Anda, secara alami orang lain akan merasakan rasa-sakit ketika mereka belajar bahwa mereka tidak dapat menggunakan Anda. Berhati-hatilah mengenai hal ini. Jangan meminta siapapun untuk menerima perubahan dengan  cepat. Kecepatan itu haruslah kecepatan yang aman baik bagi Anda maupun bagi mereka.

Aturan-aturan Sederhana untuk Bertindak

1.      Anda berhak mengatakan apa yang Anda rasa kepada siapapun sejauh Anda melakukannya dengan cara yang santun.

2.      Anda berhak membuat permohonan mengenai apa yang Anda butuhkan dari siapapun sejauh Anda melakukannya dengan cara yang santun.

3.      Anda berhak untuk menolak permintaan siapapun sejauh Anda melakukannya dengan cara yang santun.

Jelaslah, aturan-aturan ini tunduk pada rasa kepantasan manusiawi seseorang dan pada pemahaman tentang apa yang pantas dan diplomatis dalam suatu keadaan konkrit tertentu.

***

Back   Table of Contents   Next

www.paulvereshack.com
home page